Three Idiots
Kisah Sukses Tiga
Mahasiswa Bengal
Sabtu, 9 Januari 2010
Cita-cita dan bakat seseorang memang tidak bisa dipaksakan. Seorang anak yang memiliki bakat seni atau fotografi ternyata tidak bisa disekolahkan di jurusan teknik dan dipaksakan menjadi insinyur. Hasilnya, nilai-nilai ujiannya selalu jeblok dan tidak ada jaminan untuk lulus.
Begitulah salah satu pesan moral yang ingin disampaikan dalam film Bollywwod terbaru, Three Idiots. “Film ini menyindir kultur yang terjadi di India, di mana setiap anak yang baru lahir sudah ditentukan masa depannya. Jika laki-laki harus menjadi insinyur, jika perempuan jadi dokter, dan sebagainya,” kata Produser Multivision Plus Ram Punjabi yang juga hadir dalam pemutaran perdana film ini bersama wartawan di Blitzmegaplex, Jakarta, pekan lalu.
Ya, setelah sekian lama tidak membuat penonton film Indonesia terlena dengan kecantikan pemain dan lagu-lagunya, film India kembali hadir ke tengah para pencintanya di negeri ini. Three Idiots, sebuah film drama komedi yang digarap sutradara Rajkumar Hirani ini memang menggebrak kembali panggung film nasional.
Hal ini terlihat dari kesan para wartawan maupun penonton awam yang memadati Blitzmegaplex saat preview film ini, pekan lalu. Hampir seluruh penonton berdecak kagum pada film yang dimainkan aktor yang populer era 1990-an, Amir Khan, yang berperan sebagai Rancho, Kareena Kapoor (Pia), R Mardhacan (Farhan) dan Sharman Joshi (Raju) ini.
Sejak kehadirannya di Indonesia pada era 1950-an, film-film India memang selalu mengagumkan penonton film Indonesia. Bukan hanya aspek cerita dan dramatisasinya yang membuat penonton terpesona, melainkan kecantikan para pemainnya, serta keindahan panorama alam yang disajikan dalam film-film India membuat mata penonton segar melihatnya. Belum lagi bicara kostum yang tidak asal melekat di tubuh para pemainnya, hebohnya tarian serta unsur pendidikan yang disajikan dalam film ini begitu berarti.
Dari aspek itu, film India memiliki kelebihan yang tidak bisa dibandingkan dengan film nasional. Apalagi jika bicara misi dan apa yang didapat oleh penonton.
Meski dalam film-film action India kerap dipertonton kisah-kisah dendam, namun film India selalu menyisipkan adegan-adegan mengharukan seperti seorang anak yang selalu taat kepada orangtuanya. Bagaimana seorang anak laki-laki maupun perempuan yang begitu menghormati ibunya, dan oleh film India adegan seperti di-blow up sedemikian rupa sehinga menjadi bahan pendidikan yang sangat berarti bagi penontonnya.
Sementara itu, di film Indonesia, yang katanya dibuat oleh masyartakat yang berbudi dan berbudaya timur nan santun ini, hanya sedikit kita mendapatkan film-film yang mengandung unsur-unsur pendidikan seperti itu. Film Indonesia umumnya hanya mengedepankan bisnis dan keuntungan materi. Bukan tidak boleh, bahkan harus, tapi hendaknya unsur pendidikan harus lebih diprioritaskan.
Sutradara Garin Nugroro pernah mengatakan, film horor Indonesia umumnya lebih banyak mengedepankan adegan seksnya ketimbang horor. Sementara film komedi tidak banyak menampilkan kelucuan, tapi kekonyolan yang menyebalkan.
Film Three Idiot adalah film komedi yang segar memberikan kelucuan-kelucuan, baik dialog (verbal) maupun adegan. Meski demikian, keharuan-keharuan yang dimunculkan mampu menguras air mata para penontonnya yang baru saja terpingkal-pingkal oleh ulah tiga mahasiswa teknik di ICE, Rancho, Farhan dan Raju, yang kerap disebut si tolol (idiot).
Mereka kuliah di kampus ICE yang dipimpin rektor “killer” Viru Sahastrabudhe yang tak kenal kompromi, kolot, dan keras kepala. Karena kekesalan mereka pada sang rektor itu, kadang mereka menyebut Viru dengan sebutan Virus. Viru memiliki seorang anak gadis yang cantik bernama Pia, seorang dokter di sebuah rumah sakit. Pia sudah bertunangan dengan Shuraz, pengusaha yang selalu pamer harga pakaian yang dikenakannya.
Pia, yang awalnya kesal pada tiga mahasiswa bandel ini, karena kerap meledek ayahnya, akhirnya jatuh cinta pada Rahanco, yang ternyata anak muda ini tidak idiot dan juga sering menolong orang serta setia kawan.
Bagaimana kisah selanjutnya, saksikan saja di bioskop kesayangan Anda, tidak bisa diceritakan dalam tulisan ini, sebab durasinya hampir tiga jam. Yang pasti, film ini akan membuat Anda tertawa sekaligus terharu, mungkin juga menangis. (Kartoyo DS)
Naskah didownload dari: http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=243825