Film The Social Network

The Social Network

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

 

The Social Network adalah film drama Amerika Serikat tahun 2010 yang diangkat dari buku The Accidental Billionaires karya Ben Mezrich tentang pendiri situs web jejaring sosial Facebook. Film ini disutradarai oleh David Fincher dan dibintangi oleh Jesse EisenbergAndrew GarfieldJustin TimberlakeBrenda SongRooney Mara, dan masih banyak lagi. Tiada satupun pendiri ataupun karyawan Facebook yang ikut andil di film ini, termasuk Mark Zuckerberg. Cerita untuk film ini ditulis oleh Aaron Sorkin yang dikonsultasikan pada teman Mark yang ikut mendirikan Facebook, Eduardo Saverin.

 Cerita

Pada tahun 2003, ada seorang mahasiswa Harvard University bernama Mark Zuckerberg (Jesse Eisenberg). Meskipun ia cerdas, mahir berkomputer, dan sudah memiliki kekasih bernama Erica (Rooney Mara), tapi ia masih saja kesepian. Malah karena sifatnya itu, Erica memilih berpisah dari Mark dengan alasan karena Mark selalu menyendiri dan asyik dengan dunianya sendiri. Malamnya, di kamar yang redup, ia duduk di depan komputer dengan botol bir di sampingnya. Di situlah ia membuat situs Facemash, yang menjadi cikal bakalFacebook, dimana cowok bisa menilai seberapa cantik gadis-gadis kampus.

Setelah Facemash berganti nama menjadi Facebook, semua orang bisa berteman jika mereka memerlukan bantuan. Tapi, lama kelamaan ajang pergaulan global tanpa batas itu menjadi semakin curang. Jika seseorang merasa tak diperlukan lagi, maka temannya bisa memutuskan pertemanannya dengan orang itu. Ketika Facebook sudah dikenal luas, Mark tega meninggalkan Eduardo Saverin (Andrew Garfield), teman sekampus Mark yang ikut mendanai situs Facebook. Malah, Mark berkongsi dengan Sean Parker (Justin Timberlake). Mungkin karena itu, Mark menjadi kaya dengan Facebook-nya sementara polemik baru telah dimulai.

Sudah nonton filnya? Rugi klo gak nonton,….cepetan nonton dan ambil inspirasi dari fil ini.

Sumber:

http://id.wikipedia.org/wiki/The_Social_Network

THREE IDIOTS

Three Idiots

Kisah Sukses Tiga

Mahasiswa Bengal

Sabtu, 9 Januari 2010

Cita-cita dan bakat seseorang memang tidak bisa dipaksakan. Seorang anak yang memiliki bakat seni atau fotografi ternyata tidak bisa disekolahkan di jurusan teknik dan dipaksakan menjadi insinyur. Hasilnya, nilai-nilai ujiannya selalu jeblok dan tidak ada jaminan untuk lulus.

 

Begitulah salah satu pesan moral yang ingin disampaikan dalam film Bollywwod terbaru, Three Idiots. “Film ini menyindir kultur yang terjadi di India, di mana setiap anak yang baru lahir sudah ditentukan masa depannya. Jika laki-laki harus menjadi insinyur, jika perempuan jadi dokter, dan sebagainya,” kata Produser Multivision Plus Ram Punjabi yang juga hadir dalam pemutaran perdana film ini bersama wartawan di Blitzmegaplex, Jakarta, pekan lalu.

 

Ya, setelah sekian lama tidak membuat penonton film Indonesia terlena dengan kecantikan pemain dan lagu-lagunya, film India kembali hadir ke tengah para pencintanya di negeri ini. Three Idiots, sebuah film drama komedi yang digarap sutradara Rajkumar Hirani ini memang menggebrak kembali panggung film nasional.

Hal ini terlihat dari kesan para wartawan maupun penonton awam yang memadati Blitzmegaplex saat preview film ini, pekan lalu. Hampir seluruh penonton berdecak kagum pada film yang dimainkan aktor yang populer era 1990-an, Amir Khan, yang berperan sebagai Rancho, Kareena Kapoor (Pia), R Mardhacan (Farhan) dan Sharman Joshi (Raju) ini.

 

Sejak kehadirannya di Indonesia pada era 1950-an, film-film India memang selalu mengagumkan penonton film Indonesia. Bukan hanya aspek cerita dan dramatisasinya yang membuat penonton terpesona, melainkan kecantikan para pemainnya, serta keindahan panorama alam yang disajikan dalam film-film India membuat mata penonton segar melihatnya. Belum lagi bicara kostum yang tidak asal melekat di tubuh para pemainnya, hebohnya tarian serta unsur pendidikan yang disajikan dalam film ini begitu berarti.

Dari aspek itu, film India memiliki kelebihan yang tidak bisa dibandingkan dengan film nasional. Apalagi jika bicara misi dan apa yang didapat oleh penonton.

Meski dalam film-film action India kerap dipertonton kisah-kisah dendam, namun film India selalu menyisipkan adegan-adegan mengharukan seperti seorang anak yang selalu taat kepada orangtuanya. Bagaimana seorang anak laki-laki maupun perempuan yang begitu menghormati ibunya, dan oleh film India adegan seperti di-blow up sedemikian rupa sehinga menjadi bahan pendidikan yang sangat berarti bagi penontonnya.

 

Sementara itu, di film Indonesia, yang katanya dibuat oleh masyartakat yang berbudi dan berbudaya timur nan santun ini, hanya sedikit kita mendapatkan film-film yang mengandung unsur-unsur pendidikan seperti itu. Film Indonesia umumnya hanya mengedepankan bisnis dan keuntungan materi. Bukan tidak boleh, bahkan harus, tapi hendaknya unsur pendidikan harus lebih diprioritaskan.

 

Sutradara Garin Nugroro pernah mengatakan, film horor Indonesia umumnya lebih banyak mengedepankan adegan seksnya ketimbang horor. Sementara film komedi tidak banyak menampilkan kelucuan, tapi kekonyolan yang menyebalkan.

 

Film Three Idiot adalah film komedi yang segar memberikan kelucuan-kelucuan, baik dialog (verbal) maupun adegan. Meski demikian, keharuan-keharuan yang dimunculkan mampu menguras air mata para penontonnya yang baru saja terpingkal-pingkal oleh ulah tiga mahasiswa teknik di ICE, Rancho, Farhan dan Raju, yang kerap disebut si tolol (idiot).

 

Mereka kuliah di kampus ICE yang dipimpin rektor “killer” Viru Sahastrabudhe yang tak kenal kompromi, kolot, dan keras kepala. Karena kekesalan mereka pada sang rektor itu, kadang mereka menyebut Viru dengan sebutan Virus. Viru memiliki seorang anak gadis yang cantik bernama Pia, seorang dokter di sebuah rumah sakit. Pia sudah bertunangan dengan Shuraz, pengusaha yang selalu pamer harga pakaian yang dikenakannya.

Pia, yang awalnya kesal pada tiga mahasiswa bandel ini, karena kerap meledek ayahnya, akhirnya jatuh cinta pada Rahanco, yang ternyata anak muda ini tidak idiot dan juga sering menolong orang serta setia kawan.

Bagaimana kisah selanjutnya, saksikan saja di bioskop kesayangan Anda, tidak bisa diceritakan dalam tulisan ini, sebab durasinya hampir tiga jam. Yang pasti, film ini akan membuat Anda tertawa sekaligus terharu, mungkin juga menangis. (Kartoyo DS)

 

Naskah didownload dari: http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=243825

LAST SAMURAI

LAST SAMURAI

Captain Nathan Algren (Tom Cruise) adalah seorang laki-laki yang pikirannya terombang-ambing. Peperangan yang dulu ia pernah jalani, kini seperti sia-sia. Dulu ia mempertaruhkan hidupnya demi kehormatan dan negaranya, tapi bertahun-tahun sejak Perang Saudara di Amerika itu, dunia telah berubah. Faham pragmatis telah menggantikan keberanian, kepentingan diri sendiri telah mengambil tempat dari pengorbanan, dan kehormatan tidak dapat ditemukan di manapun – terutama di Amerika di mana kampanye untuk memberi peran pada orang-orang Indian berakhir dengan kekecewaan dan penderitaan.

Di belahan dunia lainnya, seorang prajurit juga merasa jalan hidupnya kehilangan pegangan. Ia adalah Katsumoto (Ken Watanabe), pimpinan terakhir dari barisan prajurit tradisional, Samurai, yang mendedikasikan hidup mereka untuk melayani kaisar dan negara. Seperti kehidupan modern yang mengubah Amerika, yang mendesak dan mengalahkan penduduk asli Amerika, hal itu juga mengancam nilai-nilai tradisi Jepang. Jaringan telegrap dan jalan kereta api yang membawa kemajuan kini telah mengancam nilai dan kode etik yang menghormati keberadaan Samurai selama berabad-abad.

Kedua prajurit tersebut bertemu ketika kaisar muda Jepang dibujuk oleh pedagang senjata Amerika yang melihat pasar Jepang menjanjikan keuntungan besar. Mereka lalu menyewa Algren untuk melatih serdadu Jepang dengan konsep perang dan persenjataan modern. Tetapi sebagai penasihat kaisar yang akan menghapus keberadaan Samurai, dalam suatu pertempuran Algren sangat terkesan dan terpengaruh dengan sikap Samurai yang mengingatkan pada dirinya dulu.

Setelah menjadi tawanan terhormat dari Katsumoto, Algren malah mempelajari kehidupan Samurai berikut ilmu perang tradisionalnya. Mantan prajurit Amerika itu melihat bahwa Kaisar Jepang sudah terpengaruh oleh kebudayaan Barat serta persenjataan modern yang ditunjukkan oleh para pedagang senjata, dan bertekad akan menghapus keberadaan Samurai, yang selama ini telah menghormati dan sangat loyal pada Kaisar. Sebagai wakil dari budaya modern yang pernah terlibat dalam penghancuran suku bangsa asli Amerika, Algren tidak rela para Samurai itu dibantai oleh senjata buatan negaranya.

 

Sebuah nilai kehidupan yang menjadikan Jepang maju sampai saat ini adalah walau mereka mempunyai peralatan modern tapi semangat tradisional jepang yang gigih rajin dan pantang menyerah masih dipertahankan, hal tersebut lah yang dipertahankan Katsumo yang akhirnya membuat Kaisar Meiji Sadar.

 

Jangan sampai gak nonton film ini ya, banyak hikmah terkandung didalamnya yang akan membuat kita bisa lebih maju.

 

Jenis Film : Action/adventure/drama/war

Produksi : Warner Bros.

Pemain : Tom Cruise /Ken Watanabe /Timothy Spall /billy Connolly /Tony Goldwyn

Sutradara : Edward Zwick

Penulis : John Logan/marshal Herskovitz